Kenapa ya, Plat Kendaraan Bermotor Jogja itu "AB"?
Bukan "DI" "JG" atau "DIY"?
Oleh: Bagus
serba-serbi -- lainsisi.com -- Penggunaan plat bernomor sebagai tanda kendaraan ternyata sudah dimulai sejak masa Hindia Belanda. Plat bernomor bahkan sudah di pakai sejak mobil dan motor belum ada. Pada masa dulu, plat ini digunakan untuk menandai kendaraan Delman atau Sado. Kendaraan angkutan penumpang yang ditarik dengan tenaga kuda.
Dari catatan sejarah, salah satu pengumuman paling awal penggunaan plat bernomor ini dikeluarkan Asisten Residen Polisi Batavia pada Oktober 1875. Sebabnya adalah banyak laporan hilangnya barang-barang yang tertinggal di Sado atau kereta sewa. Jadi tujuannya sedari awal memang untuk keamanan.
Akan tetapi penggunaan kode wilayah sendiri baru di perkenalkan sekitar tahun 1917. Ditulis dengan huruf putih di atas plat hitam dipasang di-depan dan belakang kendaraan.
Tidak ada alasan pasti mengenai kode huruf di-setiap daerah, akan tetapi mengutip dari akun Homestay jogja.co.id, alasan jogja menggunakan tanda huruf "AB" berasal dari 26 Batalyon tentara inggris yang pernah datang ke indonesia pada tahun 1811. Kedatangan mereka untuk merebut berbagai wilayah dari tangan Belanda.
Nah, 26 batalyon ini setiap batalyon nya menggunakan kode huruf dari "A" sampai "Z". Jakarta misalnya di beri kode huruf "B" karna batalyon "B" lah yang berhasil menduduki dan menguasai Jakarta. Setelah Batavia, wilayah yang selanjutnya diduduki pasukan inggris ini adalah Banten, yang dilakukan oleh pasukan batalyon A. Kemudian disana Mereka juga menandai wilayah tersebut dengan kode "A" begitu seterusnya.
Lalu bagaimana dengan Jogja?, untuk Jogja agak sedikit berbeda, karena Yogyakarta adalah sebuah kerajaan yang merdeka, sehingga proses penaklukannya akan sedikit berbeda. Setelah keraton Jogja di taklukan melalui pertempuran "Geger Sepehi", Keraton Yogyakarta tetap di pertahankan. Pemerintahan kolonial Inggris hanya memastikan bahwa Keraton bekerja sama dengan pemerintah kolonial Inggris melalui sistem perjanjian.
Untuk mengawal proses ini dikirimkan lah batalyon "A" dan batalyon "B" ke wilayah Yogyakarta sehingga kode wilayah Jogja adalah "AB". Setelah Inggris menduduki Jawa Sir Thomas Stamford Raffles akhirnya membentuk wilayah administratif atau karesidenan sesuai kode batalyon yang disebut sebelumnya, Bahkan saat Belanda kembali ke indonesia di-tahun 1816 sistem ini masih terus diterapkan hingga ke beberapa daerah di-luar Pulau Jawa, Namun ada juga yang mengartikan "AB" ini sebagai singkatan dari "Amangku Buwono" kode untuk gelar pemimpin keraton Yogyakarta yaitu Hamengkubuwono.
Well... tapi semua ini hanya sebatas dugaan berdasar fakta sejarah, Bagaimana menurut teman-teman semua..? Ada versi cerita lain..?