Manfaat Tanah Lendhut Lemi, Dasar Telaga

Admin
0
'Lendhut Lemi', Tanah Lembek Dasar Telaga
Yang Ternyata Mempunyai Banyak Manfaat
(Oleh: Ki Nasgitel)


" Ekosistem telaga dibangun dari berbagai komponen yang saling mendukung dan menghidupi. Jika salah satunya hilang, maka akan terjadi ketimpangan siklus yang akhirnya menjadi faktor telaga akan cepat mengering. "

Lingkungan(lainsisi.com)- Telaga adalah sumber air permukaan pada sistem hidrologi kawasan karst. Kabupaten Gunungkidul, terutama wilayah selatan atau Zona Pegunungan Seribu mempunyai ratusan telaga. Dulu, telaga-telaga ini menjadi andalan untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari masyarakat. Seiring perkembangan jaman, saat ini, fungsi telaga tidak lagi sepokok dulu. Ekosistem kawasan telaga juga mulai mengalami penurunan secara kualitas, sehingga pada musim kemarau, ratusan telaga di Gunungkidul akan mengering.

Ketika kita memikirkan telaga, mungkin yang pertama kali terlintas dalam pikiran adalah air yang jernih, ikan yang berenang, dan tumbuhan air yang indah. Namun, saat ini, pemandangan itu sudah sangat jarang kita lihat di telaga-telaga yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Telaga akan cepat mengering pada musim kemarau. Yang tersisa adalah tanah kering dasar telaga yang 'nela' (merekah) seakan tanpa kehidupan.

Ketahanan air telaga memang dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kawasan penyangga, sampai pada kualitas ekosistemnya. Nah, salah satu komponen penting ekosistem telaga yang sering tidak diperhatikan adalah 'lendhut lemi' (lumpur). Lumpur sebagai pelapis tanah dasar telaga adalah.

salah satu komponen yang sering diabaikan namun sangat penting dalam menjaga ekosistem telaga yang sehat. Lumpur, atau sedimen dasar telaga, memiliki berbagai fungsi yang vital dalam menjaga keseimbangan dan kelangsungan hidup ekosistem telaga. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa manfaat dan fungsi lumpur dalam konteks telaga.

"Telaga Kelumpit, di Ponjong Gunungkidul 
menjelang kering di pertengahan musim kemarau"


Membran Alami Penahan Air

Lumpur, atau oleh masyarakat Gunungkidul sering disebut sebagai 'lendhut lemi', adalah partikel-partikel tanah yang sangat lembut. Akar-akar pohon besar di sekeliling kawasan telaga berfungsi sebagai filter atau penyaring erosi tanah sehingga terbentuk sedimentasi dasar telaga yang berwujud 'lendhut lemi'. Nah, fungsi dari 'lendhut lemi' ini sebagai penahan air telaga agar tidak meresap ke bawah. Zona Pegunungan Seribu bagian selatan Gunungkidul memang dominan kawasan karst, dimana salah satu sifat batuan karst mempunyai daya resap (responbility) yang tinggi terhadap air. Air tanah yang meresap akan ditampung sebagai cadangan air bawah tanah yang terhubung dengan sistem hidrologi kawasan karst (danau, sungai bawah tanah).

Fungsi dari 'lemi' ini adalah sebagai membran alami penahan air. Dalam 'lemi' yang sehat, akan terbangun kehidupan mikro organisme tak terhitung yang melapisi dasar telaga. Peresapan dapat diminimalisir, sehingga air telaga tidak akan cepat mengering.

Penyaring Polutan

Lumpur di dasar telaga berfungsi sebagai penyaring alami yang sangat efektif. Ketika air mengalir melalui lumpur, partikel-partikel padat dan zat-zat terlarut yang terkandung dalam air dapat terjebak dalam lumpur. Ini mencakup berbagai polutan seperti sedimen, nutrien berlebih seperti fosfor dan nitrogen, serta logam berat. Dengan menyaring polutan ini, lumpur membantu menjaga kualitas air telaga dengan mengurangi tingkat pencemaran.

Pengekangan Nutrien Berlebih

Nutrien seperti fosfor dan nitrogen adalah zat-zat penting dalam ekosistem telaga, tetapi jika mereka berlebihan, mereka dapat memicu pertumbuhan alga yang berlebihan dan masalah ekosistem lainnya. Lumpur berperan sebagai penyimpanan alami nutrien ini. Ketika nutrien berlebihan masuk ke telaga, sebagian besar dapat tersimpan dalam lumpur daripada langsung mencampur dengan air. Ini membantu mengendalikan pertumbuhan alga yang berlebihan dan menjaga keseimbangan ekosistem.

Habitat untuk Makhluk Hidup

Lumpur adalah rumah bagi berbagai organisme hidup yang mendiami telaga. Ini termasuk berbagai jenis cacing, serangga air, dan mikroorganisme. Makhluk-makhluk ini merupakan bagian penting dari rantai makanan telaga dan menyediakan makanan bagi ikan dan hewan air lainnya. Lumpur juga menyediakan tempat bertelur bagi beberapa spesies ikan dan amfibi.

Stabilisasi Dasar Telaga

Lumpur memiliki sifat fisik yang memungkinkannya untuk menjadi lapisan dasar yang stabil. Ini membantu mencegah erosi dasar telaga akibat aliran air dan ombak. Tanpa lumpur yang memadai, dasar telaga mungkin akan menjadi rawan erosi, yang dapat mengganggu ekosistem dan menurunkan tingkat air.

Siklus Nutrien

Lumpur juga berperan dalam siklus nutrien alami di telaga. Nutrien yang disimpan dalam lumpur dapat dilepaskan kembali ke air ketika kondisi ekosistem memerlukannya. Ini berarti lumpur membantu menjaga siklus nutrien yang sehat di dalam telaga.


Meskipun lumpur memiliki banyak manfaat, perlu diingat bahwa terlalu banyak pengendapan lumpur dapat mengurangi kedalaman telaga dan membuatnya dangkal. Ini dapat menjadi masalah bagi beberapa spesies ikan dan organisme yang memerlukan kedalaman yang cukup dalam untuk hidup. Oleh karena itu, menjaga keseimbangan antara pengendapan lumpur dan perawatan telaga secara keseluruhan sangat penting.

Dalam upaya untuk memahami dan menjaga ekosistem telaga yang sehat, tidak boleh diabaikan bahwa lumpur adalah komponen integral dalam menjaga stabilitas dan kualitas air telaga yang kita nikmati. Menghargai peran lumpur dalam ekosistem telaga adalah langkah pertama untuk melindungi dan melestarikan lingkungan air tawar yang berharga ini.


Pengetahuan lokal warga masyarakat sekitar telaga juga harus dipertimbangkan dalam upaya menjaga kelestarian telaga. Misalnya, terkait menjaga kawasan penyangga, pohon-pohon besar (resan) di sekeliling telaga harus dipertahankan keberadaannya.


Tradisi 'ngguyang sapi' (memandikan ternak) di telaga yang dilakukan masyarakat jaman dulu ternyata juga mempunyai manfaat untuk menjaga kelestarian ekosistem. Sapi yang dimandikan akan membuang kotoran di telaga. Ini adalah bahan pupuk alami yang akan memicu berkembangnya kehidupan mikro organisme dalam 'lemi' sebagai komponen pembangun lumpur dasar telaga.

Dan yang tak kalah penting adalah melestarikan budaya atau ritual adat terkait kepercayaan masyarakat. Setiap setahun sekali, biasanya masyarakat Gunungkidul melakukan upacara adat 'Merti Telaga' atau 'Rasulan'. Ritual adat ini sangat penting untuk menjaga spirit warga dalam upaya menghormati dan menjaga telaga sebagai sumber kehidupan mereka.



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!