Badai Matahari Dahsyat Diperkirakan Ancam Bumi di Akhir Tahun 2023

LainSisi
0
Badai Matahari Dahsyat
Diperkirakan Ancam Bumi di Akhir Tahun 2023
 

Fenomena(lainsisi.com)--Badai Matahari dengan intensitas kuat diperkirakan akan terjadi di akhir tahun 2023. Bahkan, ilmuwan mengatakan bahwa fenomena ini adalah yang terkuat sejak tahun 2017. Badai Matahari adalah kejadian saat aktivitas Matahari berinteraksi dengan medan magnetik Bumi. Badai matahari berkaitan langsung dengan peristiwa ledakan matahari (solar flare) dan pelontaran material korona (CME –Cornal Mass Ejection).

Mengutip keterangan dari Science Alert, teleskop NASA menangkap jilatan api atau suar matahari yang besar pada Minggu (17/12/2023) kemarin. Badai ini berasal dari gangguan pada matahari yang dapat menyebar ke luar meliputi heliosfer, sehingga berdampak pada seluruh tata surya, termasuk bumi. Dilaporkan bahwa kejadian pada Minggu lalu telah menghentikan komunikasi radio di beberapa bagian bumi.

NASA juga mencatat, bahwa saat ini, matahari sedang dalam siklus keaktifan maksimumnya. Angin matahari akan lebih kencang dan partikel yang dikeluarkan lebih energik. Kemudian, peristiwa solar flare dan CME juga terjadi saat kedua peristiwa tersebut mencapai Bumi dan berhubungan langsung dengan medan magnet bumi, sehingga akan terjadi aurora.

Ada beberapa dampak Badai Matahari terhadap bumi, diantaranya

* Aurora

Peristiwa ini dapat mengganggu magnetosfer bumi dan menyebabkan badai geomagnetik. Fenomena ini dapat menyebabkan aurora terbentuk lebih dekat ke garis khatulistiwa daripada yang mungkin terjadi dalam kondisi tenang.

* Mempengaruhi Gelombang Radio

Medan magnet badai matahari diciptakan oleh gas bermuatan listrik, yang menghasilkan arus listrik yang bertindak seperti dinamo magnet di dalam matahari. Medan magnet ini berputar dan mengatur ulang dirinya sendiri karena sifat turbulen dari gas yang dihasilkannya.

Perilaku medan magnet yang tidak stabil, disebut juga aktivitas matahari, dapat memicu percikan api matahari di permukaan yang melepaskan radiasi elektromagnetik dalam jumlah besar.

* Mengganggu Astronaut dan Wahana Antariksa

Badai Matahari dapat memancarkan partikel bermuatan yang bergerak cepat, yang membawa banyak energi dan dapat membahayakan astronaut dan wahana antariksa yang mengorbitbBumi.

Selama badai ini, para astronaut di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) harus mencari tempat berlindung sehingga semua aktivitas di luar angkasa dihentikan. Sistem yang peka terhadap radiasi pada satelit dimatikan sampai badai radiasi berlalu.

Badai matahari yang terjadi di ujung tahun 2023 ini sudah dirasakan dampaknya bagi bumi. Mengutip dari NBC, para ilmuwan di Administrasi Kelautan dan Atmosfer Nasional Amerika (NOAA) mengatakan "peristiwa luar biasa" ini adalah suar matahari terbesar sejak tahun 2017.

NOAA memperkirakan badai matahari yang sedang terjadi merupakan salah satu peristiwa radio matahari terbesar yang pernah tercatat. Suar matahari disebabkan oleh ledakan lokal di permukaan matahari yang mengeluarkan semburan radiasi elektromagnetik intens.

Salah satu Unit Layanan Cuaca Pusat Amerika, yang menyediakan prakiraan cuaca untuk penerbangan, mengatakan pihaknya belum pernah melihat hal seperti ini. Beberapa pilot melaporkan gangguan komunikasi dan dampaknya terasa di seluruh AS.

Solar Dynamics Observatory (SDO) adalah wahana ruang angkasa milik NASA yang khusus untuk mengamati matahari. SDO menangkap fenomena matahari tersebut dalam sinar ultraviolet ekstrim, dan merekam gelombang energi yang kuat sebagai kilatan cahaya sangat besar dan terang. Ledakan ini terjadi di bagian barat laut matahari.

Para ilmuwan sekarang memantau wilayah bintik matahari ini dan menganalisis kemungkinan ledakan plasma dari matahari, yang juga dikenal sebagai lontaran massa koronal, yang mungkin mengarah ke bumi.

Ejeksi dalam jumlah besar dapat mengakibatkan badai Matahari dahsyat menimpa Bumi, yang dapat mengganggu sinyal radio frekuensi dan memicu cahaya utara atau aurora. Matahari memang mendekati puncak siklus matahari sekitar 11 tahun, dengan aktivitas bintik matahari maksimum diperkirakan terjadi pada tahun 2025.

Badai matahari ini berpotensi merusak satelit dan menyebabkan listrik padam. Menurut penelitian terbaru, peristiwa geomagnetik ini bahkan dapat mengganggu sistem kereta api karena dapat mengubah sinyal.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!