Pohon Kelapa Bercabang Enam,
Dipercaya Untuk Penyembuhan Penyakit dan Nomor Togel
Penulis: Edi Padmo
Nah, di Gunungkidul ada sebatang pohon kelapa yang tumbuh aneh, bahkan bisa dikatakan unik dan langka. Pohon kelapa yang biasanya berbatang tunggal ini bercabang enam. Tumbuh di pekarangan milik Darmo Yoso (71), warga Padukuhan Wates, Kalurahan Kemiri, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, Yogyakarta.
Keanehan pohon kelapa milik Mbah Darmo membuat banyak orang penasaran dan ingin membuktikan kebenarannya. Tidak sekedar melihat, tak jarang orang yang datang memang sengaja ingin meminta buah atau bagian pohon.
"Katanya untuk syarat, kalau tujuannya berbeda-beda. Rata-rata untuk kesembuhan penyakit, Bahkan tak jarang yang meminta syarat agar bisa tembus nomor buntut atau togel," kata Mbah Darmo beberapa waktu lalu.
Enam cabang pohon kelapa milik Mbah Darmo tumbuh saling berdekatan seperti sebuah rumpun. Disekitarnya, tampak dibuat tanggul batu dengan tinggi kira-kira dua meter, sehingga rumpun pohon layaknya tumbuh di atas pot.
"Dulu tumbuhnya 9 cabang, tapi yang 3 mati, dan sekarang berjumlah 6 batang, yang 4 sering berbuah," terangnya lagi.
Dibangun tanggul sekitar pohon, menurut Mbah Darmo sebagai antisipasi, karena batang tunggal yang menyangga 6 batang pohon kelapa ini tampak berat dan dikhawatirkan bisa roboh.
"Pohon ini ditanam oleh bapak saya, namanya Jo Dipo di sekitar tahun 1954. Waktu itu saya sudah agak besar, jadi saya ingat betul, awalnya pohon kelapa itu tumbuh biasa seperti yang lainnya, saat tingginya sekitar 2 meter pucuk pohon ini mati karena dimakan 'Kwawung'(serangga)," lanjut Mbah Darmo.
Dikira pohon sudah mati, lanjut Darmo, oleh saudaranya pohon itu mau ditebang, namun oleh kakaknya yang perempuan tidak diperbolehkan. Cerita Mbah Darmo, sewaktu kakak perempuannya pulang dari pasar, ia membeli garam dan menaburkannya di pucuk batang kelapa yang dikira sudah mati.
Setelah beberapa waktu, muncul keanehan pada batang pohon. Dari pucuk batang pohon muncul benda bulat sebesar bola dan mengkilap.
"Tidak tahu itu apa, tapi setelah sekitar seminggu, dari benda bulat itu muncul tunas tunas kelapa kecil yang berjumlah 9," kata Mbah Darmo mengenang awal pohon ini tumbuh bercabang.
Sembilan tunas itu, dari waktu ke waktu tumbuh membesar. Namun pada akhirnya tinggal menyisakan 6 batang yang tumbuh membesar. Saat ini terlihat, 6 batang ini sudah mencapai ukuran sebesar paha orang dewasa.
Karena cabang-cabang semakin membesar dan tinggi, lambat laun batang utama tampak mulai berat untuk menopang keberadaan 6 batang/cabang pohon yang mulai tumbuh.
Oleh keluarga dan tetangga tetangga, akhirnya kami sepakat membuat tanggul setinggi batang pohon aslinya, di dalam tanggul kemudian diisi dengan tanah agar pohon tidak roboh.
"Kalau mau membuktikan pohon kelapa ini bercabang ya harus membongkar tanggul, tapi ya pohonnya bisa roboh, 'abot ndhuwur (berat bagian atas)" kata Mbah Darmo sambil mengelilingi tanggul.
Tunas-tunas berjumlah 6 batang ini, akhirnya bisa tumbuh besar dan tinggi. Walaupun memang tidak tumbuh normal layaknya pohon kelapa berbatang tunggal. Layaknya pohon kelapa normal, beberapa cabang akhirnya mulai berbuah.
"Yang berbuah biasanya 4 batang, yang lain belum," berkata begitu, tangan Mbah Darmo menunjuk batang pohon yang dimaksud.
Pada suatu waktu, lanjut Mbah Darmo, tiba tiba datang orang dari Jakarta, yang meminta buah dari kelapa bercabang 6 ini. Orang ini menyatakan bahwa buah itu untuk pengobatan alternatif dari anggota keluarganya yang lumpuh. Dan konon katanya anggota keluarga yang sakit bisa sembuh.
Mulai saat itu, banyak orang orang yang datang untuk meminta syarat untuk kesembuhan dari bagian pohon kelapa ini. Kebanyakan meminta buahnya, tapi jika pas tidak berbuah, ya mengambil daunnya, lidinya, atau bagian pohon yang lain.
Selain untuk penyembuhan, menurut Mbah Darmo ada juga orang yang datang untuk meminta nomor togel atau nomor buntut. Untuk yang satu ini, Darmo mengaku tidak tahu menahu, ia menyatakan bahwa pohon ini merupakan peninggalan orang tuanya, dan dia hanya dipesan untuk menjaga atau merawatnya.
"Ya, mangga yang akan mengartikan, yang jelas semua permohonan itu ditujukan pada Yang Maha Kuasa. Saya juga tidak pernah meminta apa-apa, termasuk biaya kepada orang orang yang datang," imbuhnya.
Sesuai pesan mbah Jo Dipo, Darmo Yoso menyatakan bahwa saat ini tugasnya hanya merawat dan menjaga pohon peninggalan dari almarhum bapaknya.
"Pesan almarhum bapak, pohon kelapa ini ditanam agar dirawat, dan jika nanti ada manfaatnya bisa dimanfaatkan untuk yang membutuhkan" pungkas Mbah Darmo.