Program Pamsimas,
Salah Satu Upaya Gunungkidul Atasi Persoalan Air
( Oleh: Edi Padmo )
Kabar(lainsisi.com)-- Berbagai upaya dilakukan pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk mengatasi masalah kekurangan air yang selalu terjadi saat musim kemarau. Mulai dari menganggarkan dana untuk droping air lewat program BPBD hingga pelaksanaan program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dari kementrian PUPR.
Membahas persoalan air, maka sangat penting mengetahui siklus hidrologinya. Berdasarkan karakteristik bentang alam yang ada, sumber air bersih di Kabupaten Gunungkidul berasal dari air permukaan dan air bawah tanah.
Zona Utara terdapat banyak mata air, sungai permukaan dan sumur dangkal sedangkan sumur dalam relatif sulit ditemukan karena bukan wilayah cekungan air tanah. Zona Ledoksari tengah yang merupakan wilayah cekungan air tanah, tersedia sumur dangkal maupun dalam dan juga sungai di permukaan.
Zona Selatan didominasi wilayah bentang alam karst. Ciri morfologi dan topografinya adalah daerah berbukit yang cenderung tandus dan kering, sehingga air permukaan sulit ditemui. Akan tetapi, sesuai sifat batuan karst yang mempunyai responbilty tinggi terhadap air, maka di daerah ini banyak terdapat aliran sungai bawah tanah.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Gunungkidul, Arif Aldian mengatakan bahwa sesuai amanat RPJMN, target pembangunan infrastruktur permukiman diupayakan dengan gerakan 100-0-100. Dengan pemahaman bahwa 100% akses air minum 0% kumuh dan 100% akses sanitasi.
Disisi lain, amanat RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2021-2026 bahwa target untuk Program Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Tahun 2026 adalah sebesar 90,45%.
"Adapun capaian akses air minum di Kabupaten Gunungkidul hingga akhir tahun 2022 adalah 88,69% yaitu sebanyak 232.065 KK yang mana capaian tersebut baru memenuhi pada capaian aspek 2K yaitu Kuantitas dan Keterjangkauan," kata Arif, Sabtu 30 September 2023
Sementara itu, lanjut Arif berkaitan dengan aspek kualitas dan kontinuitas masih menjadi perhatian dan terus diupayakan. Namun demikian, dari capaian akses air minum sebesar 88,69% tersebut, capaian akses air minum aman baru sebesar 24,1% yaitu sebanyak 63.121 KK.
"Berdasarkan data tersebut, masih terdapat gap capaian akses air minum Kabupaten Gunungkidul yaitu sebesar 1,76% terhadap target daerah dan 11,31% terhadap target nasional," lanjutnya
Disinggung soal kendala, Arif menyatakan bahwa upaya pemenuhan akses air minum di Kabupaten Gunungkidul memang tidak mudah. Kondisi topografi wilayah Kabupaten Gunungkidul yang beragam dan keterbatasan kapasitas keuangan pemerintah daerah menjadi hal yang harus dihadapi dalam pelaksanaan program.
Meski begitu, Arif menandaskan bahwa pemerintah terus berkomitmen dalam upaya memenuhi pelayanan kebutuhan dasar air minum berbasis masyarakat.
"Pembangunan dan perluasan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) terus kami upayakan melalui berbagai sumber pendanaan yang ada," lanjutnya
Arif menyebut beberapa program peningkatan layanan penyediaan air minum dari pemerintah pusat yang dilaksanakan di Kabupaten Gunungkidul. Beberapa diantaranya adalah Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), Program Hibah Air Minum Perkotaan dan Perdesaan (HAMP), serta Dana Alokasi Khusus (DAK)
Berdasar data Bappeda Gunungkidul, pada tahun 2023 ini, program Pamsimas di Gunungkidul dilaksanakan di 6 kalurahan sebanyak 990 SR dengan nilai anggaran sebesar Rp 2.745.705.000,00. Dana ini bersumber dari APBN, dilaksanakan di Kalurahan Pengkok, Serut, Tegalrejo, Bendung, Kampung, dan Kalurahan Bleberan
Intervensi melalui Progam Hibah Air Minum Perkotaan sebanyak 1160 SR dengan total anggaran Rp 5.000.000.000,00 yang dilaksanakan oleh PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul.
Intervensi melalui Progam Hibah Air Minum Perdesaan sebanyak 500 SR dengan total anggaran sebesar Rp 1.000.000.000,00 yang dilaksanakan oleh Dinas PUPRKP Kabupaten Gunungkidul.
Pembangunan Sarana Air Bersih lainnya melalui APBN diantaranya:
- Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) SPAM Seropan dengan nilai anggaran Rp 37.798.402.540,00 yang dilaksanakan oleh Balai Prasarana Permukiman Wilayah DIY.
- Pembangunan dan penyediiaan air baku sungai bawah tanah SPAM Bekah dengan nilai anggaran Rp 12.923.202.735,00 oleh Balai Besar Wilayah Sungai Serayu-Opak.
- Peningkatan kapasitas Sungai bawah tanah SPAM Ngobaran dengan nilai anggaran Rp 30.000.000.000,00.
- Pembangunan sarana air bersih yang bersumber dari Kementerian Pertahanan di 10 lokasi meliputi pembangunan Sumur Bor, Reservoir, Jaringan Perpipaan dan Sambungan Rumah (SR).
Menurut Arif, tantangan kedepan selain pemenuhan 100% akses air minum, adalah upaya untuk mewujudkan akses air minum yang aman. Peningkatan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air, dan konservasi sumber daya alam lingkungan pada daerah resapan dan daerah tangkapan air.
"Kolaborasi lintas stakeholder yang meliputi unsur pemerintah, akademisi, profesional, swasta, dan masyarakat diperlukan sebagai bentuk kerjasama pentahelix dalam mewujudkan akselerasi pemenuhan kebutuhan dasar layanan air minum bagi masyarakat yang berkelanjutan," pungkasnya.