Hilangkan Sukerta, Bupati Gunungkidul Diruwat Mbah Dalang Simun

Edi Padmo
0



Budaya(lain-sisi.com)- Ruwat atau 'ruwatan" adalah budaya yang menjadi tradisi leluhur Jawa di masa lalu. Secara etimologi dalam Bahasa Jawa, 'ruwatan' berarti 'dilepaskan' atau 'dibebaskan'. Tujuan dari upacara adat Ini adalah untuk membebaskan seseorang atau suatu wilayah dari hal-hal yang dianggap membawa malapetaka, kesialan, atau suatu bahaya.

Ruwatan memiliki makna yang luas, tidak hanya sekadar ritual pembersihan diri atau wilayah, tetapi juga mengandung nilai spiritual dan kepercayaan yang bermakna dalam masyarakat Jawa.

Pada Sabtu (10/5/2025), bertempat di Bangsal Sewaka Praja, diadakan prosesi upacara Ruwatan Murwakala oleh Ki Dalang Simun Cerma Jaya. Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, sebagai simbol orang nomor satu di Gunungkidul menjalani semua prosesi ruwatan dari awal hingga akhir

"Ruwatan adalah bagian dari tradisi luhur Jawa yang bertujuan untuk membebaskan seseorang atau wilayah dari kesialan, malapetaka, dan unsur buruk lainnya. Hal ini juga bertujuan untuk upaya melestarikan budaya Jawa dan memohon keselamatan bagi pemerintahan serta masyarakat secara keseluruhan," kata Bupati ditemui setelah upacara Ruwatan

Ia menyebut, Wayang Ruwat adalah doa yang dikemas dalam tontonan dan tuntunan. Tradisi ini telah lama dipercaya masyarakat sebagai cara membersihkan diri dari sukerta atau kesialan dan marabahaya

"Ruwatan kali ini bukan hanya dilakukan untuk pribadi saya tetapi ditujukan untuk seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Gunungkidul," imbuh Endah

Ia menyebut, untuk ruwatan memang atas namanya sebagai Bupati Gunungkidul. Tujuannya untuk meruwat semua sukerta agar bisa memimpin Gunungkidul dengan jujur, arif, adil dan bijaksana. Tujuan lainnya agar seluruh perangkat daerah diberikan keselamatan dalam memimpin hingga akhir masa tugasnya.

"Artinya saya sebagai simbolnya tetapi untuk meruwat semua jajaran OPD kita dan pemerintah, dan secara umum masyarakat Gunungkidul" jelas Bupati


Beberapa hal yang tersampaikan lewat beber Mbah Dalang Simun dalam Upacara Ruwatan diantaranya,

Wayang ruwat digelar pada siang hari oleh dalang yang memang memiliki kapasitas khusus untuk meruwat. Ruwatan melibatkan ritual atau prosesi tertentu seperti 'siraman', atau potong rambut. Hal ini bertujuan untuk membersihkan diri dan lingkungan. Tujuannya adalah untuk menghilangkan hal-hal negatif yang dianggap menghantui seseorang atau suatu wilayah, serta memohon keselamatan dan kesejahteraan.

Secara umum, ada dua jenis 'ruwatan' yang sering dilakukan. Yang pertama adalah 'ruwat bumi' atau wilayah. Ruwat bumi adalah  ruwatan untuk memohon keselamatan bagi seluruh wilayah desa dan hasil panen para warga/petani.

Selanjutnya 'ruwatan diri', yakni ruwatan untuk pribadi atau orang tertentu. Yang paling sering dilakukan adalah 'ruwatan anak sukerta'. Contoh anak tunggal disebut 'ontang anting', atau anak lima laki laki semua disebut 'Pandawa Lima', anak perempuan yang punya kakak dan adik laki laki disebut 'sendang kapit pancuran' dan yang lainnya

Proses ruwatan biasanya melibatkan berbagai ritual, seperti,
'siraman' sebagai bentuk penyucian untuk membersihkan diri atau suatu tempat. Yang kedua adalah prosesi pemotongan rambut sebagai bagian dari ritual pembersihan diri

Ritual upacara adat 'ruwatan' dilakukan dengan pagelaran wayang kulit yang dipentaskan pada siang hari. Beberapa 'ubarampe sesaji'. Juga dilakukan
'tirakatan' sebagai bentuk doa dan beribadah secara bersama-sama untuk memohon keselamatan dan keberkahan

Makna dan Kepercayaan
Ruwatan adalah bagian dari tradisi budaya Jawa yang memiliki makna mendalam bagi masyarakatnya. Tradisi ini mencerminkan kepercayaan akan adanya kekuatan gaib dan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan kekuatan spiritual.

Sebagai penutup Bupati menjelaskan,kegiatan ini juga merupakan bagian dari edukasi budaya, agar generasi muda tidak melupakan akar tradisinya.

"Tujuannya tentu baik, agar semua hal-hal baik dijauhkan dari segala marabahaya. Juga untuk memperkenalkan kembali budaya leluhur terkait wayang itu tidak hanya Wayang Mahabarata tapi ada juga Wayang Ruwatan" tutup Bupati

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!