Fenomena Supermoon Dan Syair Lagu Padhang Bulan

LainSisi
0
Fenomena Supermoon
Dan Makna Syair Lagu Dolanan Padhang Bulan
( Oleh: Ki Nasgitel )


Padhang Bulan
( Lagu Dolanan Jawa )

 Yo prakanca dolanan nang njaba
Padhang mbulan padhange kaya rina
Rembulan e sing awe-awe
Ngelingake aja padha turu sore

Yo prakanca dolanan nang njaba
Rame rame kene, akeh kancane
Langite pancen sumebyar rina
Yo padha dolanan sinambi guyonan

=====

Fenomena(lainsisi.com)--
Syair lagu diatas adalah syair lagu bahasa Jawa yang berjudul 'Padhang Bulan'. Konon cerita, lagu dolanan anak ini diciptakan oleh Kanjeng Sunan Giri. Beliau adalah salah satu Wali Sanga yang menyebarkan ajaran Islam di Pulau Jawa.

Cerita sejarah memang menuturkan, bahwa para ulama Wali Sanga banyak menyebarkan ajaran Islam lewat seni dan budaya masyarakat setempat. Termasuk syair lagu 'dolanan anak' Padhang Bulan. Secara tersirat, Kanjeng Sunan Giri berniat mengajak kita untuk selalu bersyukur dan gembira dengan segala nikmat Tuhan yang telah diberikan kepada manusia.

Salah satunya adalah menikmati keindahan alam Padhang Bulan (bulan purnama). Saat langit cerah, suasana Padhang Bulan, apalagi di alam terbuka memang sangat memukau. Lanskap kemegahan dan keindahan alam terlukis secara sempurna. Keadaan yang mampu membuat pikiran dan hati kita menjadi sejuk dan tentram. Tadabbur alam yang akan membuat kita akan semakin tawadhu' kepada Sang Pencipta.

Syair lagu dolanan anak Padhang Bulan juga mengajak anak-anak untuk tidak tidur terlalu sore. Saya ingat masa kecil dulu, dimana saat bulan purnama, saya dan teman-teman akan bermain keluar, di halaman ataupun di lapangan. Kami akan bermain 'gobak sodhor', 'jethungan' ataupun 'luru luru mundhu'.

Setelah saya dewasa, pada jaman ketika dolanan anak adalah melulu soal 'gadget', saya berpikir Kanjeng Sunan Giri ingin mengatakan bahwa dunia anak-anak adalah fase yang sangat berharga. Masa dimana kerukunan, kekompakan, solidaritas, kerja sama dan karakter dasar kepribadian luhur akan terbangun.


Fenomena Supermoon


Mengutip keterangan dari akun resmi Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) fenomena alam Supermoon akan terjadi malam nanti, 29 September 2023. Fenomena 'supermoon' ini adalah fenomena terakhir di tahun 2023 yang terjadi di Indonesia.

Mengutip laman Space, fenomena Supermoon atau bulan purnama super terjadi saat jarak Bulan berada lebih dekat dengan Bumi. Oleh karena itu, saat terjadi Supermoon, Bulan akan terlihat lebih besar dan terang dari biasanya.

Dalam Bahasa Jawa, bulan sering disebut sebagai 'candra, maharesmi, rati, ratih, rembulan, sasadara, sasangka, sasi, sasih, sitaresmi, wulan, kamari, tangsu, nisakara, purnama, wulansari'. Fenomena alam bulan purnama, bagi orang Jawa juga banyak mengandung filosofis. Dalam konteks ilmu Jawa, bulan purnama, yang juga dikenal sebagai Purnama Sura atau Purnama Kalima, memiliki makna mistis dan filosofis yang dalam.

Bulan purnama telah lama menjadi bagian penting dari budaya Jawa. Dalam tradisi Jawa, bulan purnama memiliki makna spiritual dan sering dihubungkan dengan perayaan dan ritual keagamaan. Purnama juga memiliki pengaruh dalam penanggalan Jawa, yang berdasarkan kalender bulan.

Bulan purnama dalam ilmu Jawa sering dianggap sebagai simbol keberlanjutan dan kelengkapan. Purnama mencerminkan kekuatan alam semesta yang terus bergerak dan berputar, mirip dengan sirkulasi kehidupan manusia.

Dalam konteks ini, Supermoon bisa diartikan sebagai momen langka ketika kehidupan kita diuji atau diberikan peluang yang unik. Ini mengajarkan kita untuk menghargai langka dan tidak biasa dalam kehidupan kita.

'Yo prakanca dolanan nang njaba" (mari teman kita bermain di luar)

Dalam terjemahan bebas dengan segala keterbatasan pemikiran saya (mohon ijin Kanjeng Sunan Giri), saya mengartikan bahwa Kanjeng Sunan ingin mengajak kita untuk selalu mempunyai pikiran terbuka (nang njaba). Meluaskan wawasan dan ilmu pengetahuan agar kita tidak terjebak pada fanatisme buta.

'Padhang bulan, padhange kaya rina' (terang bulan seperti siang)

Pada bait ini, saya menangkap pesan, bahwa Kanjeng Sunan ingin mengatakan bahwa, jika kita mempunyai wawasan yang luas, maka sikap dan tindakan kita akan semakin dewasa (padang). Sehingga kita akan menyikapi semua keadaan kehidupan dengan bijaksana (semoga).



Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!