Hadirkan Semangat Inklusi, PPDMS Gelar Panggung Ekspresi untuk Disabilitas

Edi Padmo
0




Seni(lain-sisi.com)- Pusat Pemberdayaan Disabilitas Mitra  Sejahtera (PPDMS) Gunungkidul menggelar acara panggung ekspresi dengan tema Kreativitas Disabilitas Tanpa Batas di Alun-Alun Wonosari, Gunungkidul, Selasa (24/7/2025) malam

Acara dibuka oleh Wakil Bupati Gunungkidul ini dihadiri oleh ratusan penyandang disabilitas, para pelaku seni dan masyarakat umum. Agenda ini menjadi sebuah  perayaan semangat inklusi sebagai ajang ekspresi dan kreativitas bagi para penyandang disabilitas yang masih sering dipandang sebelah mata

Ketua Pusat Pemberdayaan Disabilitas Mitra Sejahtera (PPDMS) Kapanewon Nglipar, Hardiyo mengatakan keprihatinan atas keterbatasan alat dan sarana yang masih mereka alami dalam proses pemberdayaan.

“Selama ini kami bekerja dengan penuh keterbatasan, tetapi semangat kami tidak pernah pudar. Kami ingin tunjukkan bahwa jika diberi kesempatan dan kepercayaan, penyandang disabilitas bisa berkarya dan menyejahterakan diri,” kata Hardiyo

Dia menambahkan, PPDMS saat ini membina lebih dari 450 anggota. Dalam acara tersebut, mereka juga menampilkan berbagai pertunjukan kreativitas hasil fasilitasi Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) yang menjadi medium pengembangan seni dan budaya bagi penyandang disabilitas.

“Jangan malu mengakui, mereka (disabilitas) punya potensi luar biasa jika diberi ruang, kami mengimbau masyarakat untuk tidak menyembunyikan identitas anggota keluarga yang memiliki disabilitas,” lanjut Hardiyo

Ia juga mengatakan, panggung seni ini tidak hanya menjadi ruang ekspresi, tetapi juga penegas bahwa masyarakat inklusif bukan sekadar cita-cita, melainkan bisa menjadi kenyataan jika didukung oleh kemauan dan kolaborasi semua pihak.

“Kreativitas Disabilitas Tanpa Batas menjadi pesan kuat dari Gunungkidul untuk Indonesia: bahwa keberanian, martabat, dan kreativitas tidak mengenal batas,” pungkas Hardiyo.

Selain komunitas disabilitas kegiatan ini juga dimeriahkan oleh Didik Nini Thowok, seorang seniman tari Indonesia yang terkenal dengan gaya tariannya yang unik dan khas serta seorang stand up komedian tuna netra Firman yang merupakan mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

Wakil Bupati Gunungkidul, Joko Parwoto mengatakan, kegiatan ini bukan sekadar pertunjukan seni, melainkan simbol perjuangan akan ruang berekspresi yang setara bagi semua, termasuk warga penyandang disabilitas.

“Acara ini adalah panggilan hati. Setiap manusia berhak mendapatkan ruang untuk berkarya dan bersuara, terlepas dari kondisi fisik, sensorik, intelektual, maupun mental. Inklusi bukan soal keseragaman, melainkan keberanian merayakan keberagaman,” kata Joko.

Joko menyebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul terus berupaya memperluas program pemberdayaan dan pelatihan keterampilan, serta menyediakan akses terhadap ruang budaya dan kreativitas yang inklusif.

“Kerja sama lintas sektor mulai dari komunitas, dunia usaha, hingga perguruan tinggi menjadi fondasi kuat dalam membangun masyarakat yang saling merangkul,” ujarnya.

Salah satu momen yang paling menyentuh dalam acara ini adalah pertunjukan seni tari yang diperagakan oleh disabilitas down syndrome serta peluncuran lagu disabilitas hasil aransemen Sukisno.

“Lagu ini disebut menjadi simbol kebanggaan komunitas disabilitas di Gunungkidul, dan diharapkan bisa menggema hingga tingkat nasional,” pungkasnya

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)

#buttons=(Ok, Go it!) #days=(20)

Our website uses cookies to enhance your experience. Check Now
Ok, Go it!